Kamis, 23 Juli 2009

laporan

I. Tujuan percobaan

1. Mampu menggunakan beberapa alat ukur dasar

2. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal.

3. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran berulang.

4. Mampu menggunakan pengertian angka berarti.

II. Teori

Asas teori pengukuran : suatu pengukuran selalu dihinggapi ketidak pastian.

Adapun sebab – sebab nya adalah:

i. Adanya nilai skala terkecil (least count) yang ditimbulkan dari keterbatasan alat ukur tersebut.

ii. Adanya ketidakpastian bersistem, di antaranya :

· Kesalahan kalibrasi : pemberian nilai skala waktu alat diproduksi ternyata kurang tepat

· Kesalahan titik nol : Sebelum digunakan untuk mengukur, alat telah menunjuk pada suatu harga skala tertentu atau jarum tidak mau kembali pada titik nol secara tepat.

· Kesalahan pegas : setelah sekian lama berfungsi, pegas melembek ataupun mengeras dari keadaan semula.

· Gesekan pada bagian-bagian alat yang bergerak

· Paralax (arah pandang) dalam hal membaca skala.

Kesalahan bersistem menyebabkan hasil pengukuran agak menyimpang dari harga yang benar, dan simpangan ini mempunyai arah tertentu. Misalnya, menghasilkan nilai-nilai yang secara konsisten lebih besar (atau lebih kecil) dari harga yang semestinya.

iii. Adanya ketidakpastian acak, misalnya :

· Gerak Brown molekul udara, gerak ini dapat mengganggu penunjukan jarum alat yang sangat halus.

· Fluktuasi tegangan jaringan listrik, mengganggu operasional alat-alat listrik.

· Bising elektronik, berupa gangguan pada alat ukur elektronik.

Sumber kesalahan acak sering berada di luar kendali kita, dan dapat menghasilkan simpangan positif maupun negative secara acak terhadap nilai yang dicari.

iv. Keterbatasan keterampilan pengamat.

Alat ukur dewasa ini tidak jarang merupakan alat ukur yang sangat kompleks pemakaiannya, sehingga menuntut keterampilan yang tidak sedikit dari si pemakai. Misalnya : Mikroskop, Osiloskop, Spektrometer, Pencacah partikel dll. Dengan demikian akan timbul masalah-masalah seperti :

Apa saja harus diatur sebelumnya, bagaimana cara operasinya, bagaimana cara membaca skalanya dan sebagainya.

Demikian banyak hal yang harus diatur dan dikuasai, sehingga pengamat mudah sekali melakukan kesalahan. Kalau dipikir sejenak, haruslah diakui bahwa demikian banyaknya sumber kesalahan, sehingga tidak dapat dihindari atau diatasi semuanya dengan sekaligus, setiap saat ! Kemustahilan ini memang terbukti setiap kali kita melakukan eksperimen.

III. Prosedur percobaan

Sebelum melakukan percobaan setiap mahasiswa harus menyelesaikan tugas – tugas yang diberikan dosen.

1. menyelesaikan tugas rumah yang diberikan dosen

2. mempelajari terlebih dahulu yang akan dipraktekan

3. menyiapkan jurnal praktikum

4. menyiapkan alat – alat yang dibutuhkan

5. kemudian mulailah melakukan percobaan

6. membuat laporan praktikum

IV. Alat-alat

1. Penggaris plastik

2. Jangka sorong / sigmat

3. Mikrometer sekrup

4. Stop watch.

5. Busur derajat

6. Termometer

7. Balok Besi

8. Bola-bola kecil.

9. Barometer

10. Neraca teknis

V. Hasil pengamatan

Ketidakpastian pada pengukuran percobaan

P-2 : nst : Mistar = Amperemeter =

Termometer = Stopwatch = 1/10 detik

Voltmeter = Busur derajat =

Arloji = 1 ditik

P-3 : nst : Alat ukur digital : Timbangan = 1 gr

P-4 : nst : Jangka sorong : dengan nonius = 0,05 mm

Tanpa Nonius = 1 mm


P-7 : Pengukuran Balok : Plat Besi

Pengukuran ke

Satuan

1

2

3

4

5

P

119,8

119,7

119,7

119,75

119,7

mm

=

0,016 %

L

44,8

44,8

45,85

44,8

44,85

mm

=

0,27 %

T

1,85

1,55

1,6

1,65

1,75

mm

=

3,20 %

Massa

Massa

Satuan

Plat

63

gram

VI. PEMBAHASAN

Pengukuran panjang balok plat

i

P

P

1

119,8

14352,04

2

119,7

14328,09

3

119,7

14328,09

4

119,75

14340,0625

5

119,7

14328,09

598,7

71676.3725

= =119,74


Dengan demikian didapat :

= 119,73 0,02000 mm

= 0,016 %

Pengukuran lebar balok Plat

i

L

L

1

44,8

2007,04

2

44,8

2007,04

3

44,85

2011.5225

4

44,8

2007,04

5

44,85

2011.5225

224,10

10044.165

=

= =

=

=

Dengan demikian didapat :

= 0,027 %

Pengukuran tinggi balok plat

i

T

T

1

1,85

3,4225

2

1,55

2.4025

3

1,6

2,56

4

1,65

2,7225

5

1,75

3,0625

8,4

14.17

=

=


Dengan demikian didapat :

= 3,20 %

VI. Pembahasan hasil pengamatan

Dalam percobaan ketidakpastian dalam pengukuran, didapat bahwa apabila kita mengukur suatu benda dan dilakukan berulang kali maka kita akan mendapatkan hasil pengukuran yang berbeda pada setiap kali pengukuran. Itu merupakan bukti bahwa pada suatu alat ukur memang tidak ketidakpastian selalu mendampingi, contohnya: dalam percobaan ini mengukur balok kuningan didapatkan hasil bahwa setiap pengukuran panjang, lebar, tinggi, yang dilakukan berulang kali masing – masing berbeda, demikian juga dengan pengukuran bola kecil. Pada setiap alat pengukur terdapat nst contohnya: mistar (0.1 cm), thermometer (1c), voltmeter (1 mV), amperemeter (10 mA), stopwatch(0.1 s), busur derajat (0.1 derajat).

VII. Kesimpulan dan saran

Pada setiap hasil pengukuran harus denagan teliti dan juga harus dengan alat – alat yang menunjang ketepatan dalam pengukuran,se rta harus dengan orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu agar dalam pengukuran tidak salah.